Perubahan
sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola
budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya sesuai dengan
hakikat masyarakat yang ingin selalu mengalami perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan
Faktor-faktor perubahan sosial budaya terbagi menjadi dua, yaitu faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat.
Faktor-faktor yang mendorong perubahan sosial budaya antara lain:
- Kontak dengan kebudayaan lain, orang yang sering kontak dengan budaya lain akan lebih cepat dan mudah untuk terpengaruh budaya lain.
- Sistem pendidikan formal yang maju, di zaman modren sekarang ini pendidikan formal sangatlah diperlukan, pendidikan formal yang dilakukan di sekolah diharapkan bisa membentuk cendekia dan cendikiawan yang berfikir inofativ yang berlandaskan dengan ketaqwaan agar semua bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai positif.
- Toleransi, masyarakat yang bertoleransi akan mudah menerima perubahan sosil budaya yang positif maupun yang negatif asalkan perubahan sosial budaya itu tidak melanggar hukum.
- Masyarakat yang heterogen lebih mudah untuk mengalami perubahan sosial budaya, dikarenakan masyarakat yang heterogen itu berbasis latar belakang ras, agama dan ideologi yang beragam, hal itu bisa menimbulkan pertentangan-pertentangan yang mengundang perubahan.
Faktor-faktor yang menghambat perubahan sosial budaya antara lain:
- Kurang berhubungan dengan masyarakat lain, hal ini dikarenakan masyarakat tinggal ditempat yang terpencil dr masyarakat yang modren.
- Perkembangan ilmu pendidikan yang terlambat, hal ini dikarenakan masyarakat tersebut bertempat tinggal dilahan yang terpencil.
- Sikap masyarakat yang tradisional, hal ini dikarenakan masyarakat mengagung-agungkan tradisi yag diturunkan oleh nenek moyangnya dan beranggapan tradisi tidak bisa diubah sampai kapan pun.
- Adat istiadat (kebiasaan). Adat istiadat atau kebiasaan merupakan pola perilaku anggota masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Jika kemudian pola-pola perilaku tidak lagi efektif memenuhi kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis adat atau kebiasaan, yang mencakup bidang kepercayaan, sistem pencaharian, pembuatan rumah dan cara berpakaian
Refrensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar